Perjalanan hidup tak selalu sama dengan yang kita harapkan. Seperti cuaca yang silih berganti seperti berotasi mengikuti manjilahnya. Seperti halnya hidupku, helaan nafas kadang berat kadang lapang, bahkan air mata menetes tanpa malu.
Mungkin inilah garis nasip, 14 tahun sebuah masa staknan siang malam menghabiskan waktu larut dengan kerja. Menggantungkan nasip dengan menerima sebagai jalan hidup,terkadang rasa berontak namun seperti terikat tali yang kuat sehingga tak dapan beranjak pergi. Menetap dengan seadanya. Mencukupkan hidup secukupnya menerima apapun.
Sedikit sesal, tapi sudahlah. Seperti tanda titik mengakhiri kalimat,begitulah kuputuskan desahanku, karena yang terjadi tetaplah terjadi. Hidup adalah tentang iman dan keimanan. Rusak iman dan keimanan hancurlah hidup. Seperti itulah gambaran hidupku. Dan masih tetap berusaha bersyukur. Karena perjalanan mengajarkan lebih banyak yang lebih dari ini.